TANGGAL | KEJUARAN | SIRKUIT |
08 April | Qatar * | (Losail) |
29 April | Spain | (Jerez) |
06 Mei | Portugal | (Estoril) |
20 Mei | Prancis | (Le Mans) |
03 Juni | Catalunya | (Barcelona) |
17 Juni | Inggris | (Silverstone) |
30 Juni | Belanda **
| (Assen) |
08 Juli | Jerman | (Sachsenring) |
15 Juli | Italy | (Mugello) |
29 Juli | Amerika *** | (Laguna Seca) |
19 Agustus | Indianapolis | (Indianapolis) |
26 Agustus | Republic Ceko
| (Brno) |
16 September | San Marino | (Misano) |
30 September | Aragon | (Aragon) |
14 Oktober | Japan | (Motegi) |
21 Oktober | Malaysia
| (Sepang) |
28 Oktober | Australia | (Phillip Island) |
11 November | Valencia | (Valencia) |
BOLOGNA – Finis di urutan ke-10, tentunya tak pernah
jadi keinginan seorang Valentino Rossi, dalam suatu seri, terlebih di
seri perdana Qatar lalu. Tapi mau bagaimana lagi? Problem dengan Ducati
GP12 masih belum tuntas.
Dengan berbagai kesulitan GP12 sedari awal, Rossi memang tak pernah
kehilangan semangat, tapi pada akhirnya, VR46 harus menyerahkan segala
keputusan untuk memperbaiki motornya, kepada Ducati sendiri.
Laju umur VR46 memang tak bisa dihentikan, tapi gairah sang legenda
hidup itu pun masih belum padam, meski diterpa masalah motor di
sana-sini. Tapi yang pasti, masalah Ducati sudah diketahui, bahwa rangka
haluan yang sedikit tidak tepat, mempengaruhi rangka buritan GP12.
“Umur memang akan menghakimi anda, tapi meski saya menjalani masa-masa
sulit ini, anda takkan pernah lengah utnuk terus bertahan dengan
semangat yang sama. Saya masih tahu bagaimana caranya memenangkan
balapan,” ungkap VR46 kepada Motosprint, Kamis (12/4/2012).
“Motor ini sudah jelas, buatan (Filippo) Preziosi, sang bos. Dia juga
yang merupakan otak dari semua ini. Semua terserah padanya untuk
menuntun dan membantu kami,” lanjut juara dunia MotoGP tujuh kali itu.
“Masalah kami sudah sangat jelas: apa yang tak berjalan dengan benar di
buritan, akselerasi yang tak maksimal, menurut saya datangnya dari
masalah di set rangka haluan dan hal itu menyebabkan understeering,”
tambah rider kelahiran Urbino, 33 tahun silam itu.
Masalah understeering di Ducati, memunculkan kesulitan yang lebih besar.
Contohnya ketika VR46 memasuki tikungan tajam. Selain itu, The Doctor
juga mengeluhkan masalah agresivitas mesin Ducati yang dinilainya
terlampau ‘garang’.
“Saat saya akan melahap tikungan – sesuatu hal yang tak saya tahu
sebabnya, membuat bagian depan motor ini tak bisa menahan tekanan
tajamnya tikungan. Masalah understeering ini terlalu besar untuk
ditangani sendiri,” sambungnya.
“Mesin motor ini juga menjadi masalah vital lainnya. Kami butuh mesin
yang mudah dikendalikan: sementara mesin kami terlalu agresif, melebihi
Honda dan apalagi Yamaha,” tutup eks pembalap Go-Kart tersebut.
Label: MOTO GP 2012
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)